Business

Ads Top

Kisah Hidup Syuhada Inspiratif, Majzaah Bin Tsaur As-Sadusi

Majzaah bin Tsaur as-Sadusi adalah seorang pahlawan yang berani mati dan baru saja memenangkan perang  Qadisiyah. Saat itu, pasukan muslim sedang mengibaskan debu-debu pertempuran Qadisiyah dari tubuh mereka. Mereka bergembira dan bersyukur atas kemenangan yang diberikan Allah [swt]. mereka bertekad bulat hendak syahid di medan perang menyusul saudara-saudara semuslim yang telah gugur mendahului mereka. Semua itu mereka lakukan semata-mata mengharapkan ridha dan balasan pahala dari Allah [swt]. mereka mengharapkan kematian di medan tempur berikutnya, yang sama sengit dan dahsyatnya dengan pertempuran Qadisiyah.


Mereka sedang menunggu perintah Khalifah Umar bin Khathab untuk meneruskan jihad fi sabilillah, mencabut singgasana Raja Kisra [Persia] dari tampuk kekuasaannya. Tidak beberapa lama berselang, tibalah utusan khusus Khalifah Umar dari Madinah. Ia membawa surat perintah dari Khalifah untuk panglima Abu Musa al-Asy’ari yang sedang menunggu di Kufah dengan seluruh pasukan angkatan perangnya.

Khalifah memerintahkan panglima Abu Musa supaya bergabung dengan tentara Muslim dari Basrah. Kemudian, dengan tentara gabungan itu, umat Islam akan menyerang angkatan perang Persia di Ahwaz, sebuah distrik di Teluk Persia yang tempatnya berada di sebelah selatan Iran sekarang, yang dipimpin oleh Panglima Hurmuzun. Selanjutnya, mereka bermaksud membebaskan kota Tustar, sebuah kota yang menjadi permata bagi mahkota kerajaan dan mutiara Persia.

Di dalam surat tersebut, khalfah memberikan beberapa petunjuk praktis, antara lain supaya mengikutsertakan Majzaah bin Tsaur as-Sadusi, penunggang kuda yag cekatan, pemimpin, dan penguasa Bani Bakar yang dipatuhi.

Setelah memahami setiap perintah Khalifah dengan cermat, Panglima Abu Musa al-Asy’ari langsung menyiapakan seluruh pasukannya dan menempatkan Majzaah binTsaur as-Sadusi di sayap kiri pasukan tempur. Setelah itu, mereka bergabung dengan tentara muslimin yang datang dari Basrah dan serempak maju menuju Ahwaz, berperang fi sabilillah.

Setiap melalui sebuah kota, mereka membebaskan penduduk dari penindasan pemerintahan otokratis yang zalim, diganti dengan pemerintahan demokratis beraliran tauhid. Mereka membersihkan seluruh benteng pertahann musuh dari prajurit-prajurit yang bertahan. Panglima Hurmuzan lari terbirit-brit dari satu kota ke kota yang lain, sebelum akhirnya sampai ke kota Tustar dan bertahan di kota itu mati-matian.

Tustar, sebagai benteng terakhir bagi Hurmuzan, adalah sebuah kota yang indah dan termegah di Persia serta beriklim nyaman. Kota tua dan kota budaya yang terkenal dalam sejarah karena bentengnya kokoh dan kuat tersebut terletak di pegunungan dekat sungai Dujal yang besar. Di atasnya, terdapat sebuah bendungan besar yang di bangun oleh raja Sabur. Air bendungan itu dialirkan dari gunung melalui terowongan yang digali di bawah tanah.

Bendungan Tustar termasuk salah satu keajaiban dunia yang pernah di bangun manusia. Bendungan itu terbuat dari batu-batuan gunung berkualitas tinggi, dengan tiang-tiang yang kokoh, kuat dan berlantai marmer. Para ahli sejarah mengatakan bahwa  dinding tembok Tustar adalah pertama yang terbesar yang pernah dibangun manusia di muka bumi.

Hurmuzan telah menggali parit yang dalam dan lebar di sekeliling pagar tembok untuk menghalangi musuh meneroobs masuk kota Tustar. Di belakang parit, ditempatkan pasukan tempur tentara Persia.

Tentara muslim mengepung kota Tustar sekeliling parit selama delapan belas bulan. Selama masa itu, telah terjadi delapan puluh kali pertempuran sengit dengan tentara persia yan mempertahankan Tustar. Namun, perthanan mereka tidak dapat ditembus tentara muslimin. Biasanya, setiap pertempuran dimulai dengan perang tanding satu lawan satu antara prajurit pasukan berkuda dari kedua belah pihak. Kemudian, berkecamuk perang besar yang meminta korban besar pula dari masing-masing pihak.

Dalam perang tanding tersebut, Majzaah bin Tsaur memperlihatkan keberanian dan keperkasaannya membuat pihak lawan kebingungan. Majzaah dengan mudah dapat menewaskan seratus orang tentara musuh. Karena itu, namanya cepat tersebar ke seluruh barisan dan menimbulkan gentar pasukan musuh, serta membangkitkan semangat di hati kaum muslimin. Orang yang beum mengenalnya, kita semua mengerti kenapa Amirul Mukminin Umar bin Khathab mendesak supaya menempatkan pahlawan yang gagah berani ini dalam pasukan inti barisan penyerang.

Setelah pertempuran yang ke delapan puluh, tentara muslimin melakukan serangan yang mengejutkan dan sangat berani. Bangkai-bangkai kuda mereka tumpuk di dalam parit titian. Lalu, mereka melaju menyeberangi parit. Tetapi, mereka tidak berhasil mencapai kota, karena semua pintu dikunci dari dalam oleh pasukan Persia.

Ketangguhan entara kaum Muslimin kini mendapat malapetaka besar. Tentara persia menghujani mereka dnegan panah dari menara-menara tinggi, sehingga korban dari pihak muslimin banyak berjatuhan. Dari puncak pagar tembok terjulur pula rantai besi, di mana di setiap ujung rantai terdapat pengait yang sudah di bakar merah membara. Bila tentara muslimin memanjat tembok atau mendekat ke tembok, mereka dikait oelh tentara persia, lalu ditariknya ke atas. Tentara muslimin yang terkait tubuhnya akan hangus terbakar, lalu dagingnya mnegelupas dan tewas.

Tentara muslimin mengalami cobaan hebat dalam serangan kala itu. Sementara, orang-orang persia tetap bertahan di benteng mereka yang kokoh. Sesudah melakukan pengepunga yang lama di luar parit, kini mereka menghadapi benteng tembok yang tinggi dan kokoh serta sangat susah di tembus. Dalam usaha mereka merebut benteng yang satu ini, tentara muslimin harus membayar dengan harga sangat mahal.

Akan tetapi, mereka tidak pernah mundur, apalagi berputus asa. Mereka telah bertekad bulat hendak syahid. Karena itu, mereka memohon kepada Allah [swt] dengan rendah hati dan penuh khusyuk, smeoga Allah melepaskan mereka dari kesulitan tersebut dan memenangkan mereka atasm usuh-musuh Allah [swt].

Ketika panglima Abu Musa mengamati tembok Tustar yang tangguh ini, tiba-tiba sebuah anak panah jatuh di dekatnya. Panglima Abu Musa mengamati anak panah tersebut. Tampaj olehnya sepucuk surat terselip di anak panah. Panglima Abu Musa mengambil surat tersebut dan membacanya.

“hai, kaum muslimin! Saya percaya akan janji kalian jika kalian berjanji. Saya pribadi, harta saya, kelaurga, dan pengikut saya, memohon perlindungan dari klaian. Saya berjanji akan menunjukkan kepada kalian satu-satunya jalan yang dapat membawa kalian masuk kota.”

Panglima Abu Musa al-Asy’ari segera membalas surat tersebut. Katanya, “anda kami lindungi!” setelah itu, surat tersebut dilemparkannya dengan panah ke arah datangnya surat yang diterima.

Si pengirim surat penuh percaya dengan perlindungan yang dijanjikan kaum muslimin. Sebab, ia tahu benar kalau kaum muslimin tidak akan mengingkari janji. Ia keluar dengan sembunyi-sembunyi ke daerah tentara kaum muslimin dan berbicara panjang lebar dengan pnglima Abu Musa.

Mereka berkata, “kami adalah para pemimpin kaum. Hurmuzan telah membunuh kakak saya dan bertindak sewenang-wenang terhadap harta serta keluarganya. Ia menaruh dendam kepadaku dan mengancam kaan melakuakn tindakan serupa terhadap diriku dan anak-anakku. Saya terkesan dengan keadilan anda terhadap setiap kedzaliman dan penyelewengan. Saya bertekad hendak menunjukkan jalan rahasia kepada anda menuju Tustar. Berilah saya beberapa orang yang berani mati, tetapi pintar dan tangkas berenang. Nanti saya tunjukkan kepadanya jalan..”

Panglima Abu Musa kemudian memanggil Majzaah bin Tsaur as-Sadusi dan membisikka perintah rahasia kepadanya. panglima Abu Musa berbisik, “beri saya orang-orangmu yang pintar, berani dan tangkas berenang.”

“Tunjuklah saya panglima!” jawab Majzaah memerlihatkan kesediaannya.

“jadi, engkau bersedia? Semoga Allah memberkatimu,” jawab Abu Musa. Lalu, Abu Musa memberikan petunjuk kepada Majzaah supaya mengingat dengan teliti jalan-jalan yang dilalui menuju sasaran, menandai dengan pasti segala pintu rahasia, memastikan tempat persembunyian atau markas Hurmuzan dan mengetahui orang-orangnya dengan segala cirinya. Abu Musa berkata, “jangan bertindak atau melakukan sesuatu di luar perintah. Lakukan, semua serba rahasia!”

Majzaah bin Tsaur berangkat bersama orang Persia; petunjuk jalan mereka memasuki terowongan bawah tanah lewat sungai. Terkadang, jalan terowongan itu lebar, memungkinkan seratus pejalan kaki lewat. Terkadang pula sempit, hanya muat seorang perenang. Di samping itu, jalan tersebut simpang siur penuh jebakan. Tidak hanya itu, terkadang  mendaki atau  rata dan menurun. Begitulah seterusnya, sehingga bertemu dengan sebuah lubang yang langsung tembus sampai ke kota.

Penunjuk jalan kemudian menunjukkan Hurmuzan yang telah membunuh abangnya kepada Majzaah dan tempat persembunyiannya. Ketika Majzaah melihat Hurmuzan, timbul niatnya hendak memanah batang  lehernya. Untunglah, Majzaah cepat ingat perintah Panglima Abu Musa supaya janga betindak di luar perintah. Sebab, hal itu dapat menggagalkan rencana yang lebih besar. Majzaah segera mengendalikan diri dan kembali ke pos komando sebelum Fajar.

Abu Musa kemudian menyiapkan tiga ratus tentara muslimin yang paling berani, tangguh, dan tangkas berenang. Kemudian, diangkatlah Majzaah menjadi komandan mereka. Abu Musa memberikan perintah dan  petunjuk-petunjuk praktis dalam melaksanakan tugas berat, berbahaya, tetapi sangat rahasia tersebut. Kata-kata sandi yang mereka pergunakan saat menerjemahkan diri ke dalam kota adalah kalimat takbir “Allahu Akbar”

Majzaah memerintahkan pasukannya memakai pakaian seringkas mungkin supaya tidak menyulitkan ketika berenang. Ia mengingatkan pasukannya agar  jangan membawa senjata selain pedang dan mengingatkannya erat-erat ke tubuh, di bawah pakain masing-masing. Setelah melewati waktu sepertiga malam, Majzaah berangkat dengan pasukannya. Dua jam lamanya pasukan Majzaah bergumul dnegan halangan dan rintangan yang berbahya sepanjang terowongan. Terkadang, halangan itu dapat diatasi dengan  mudah, tetapi tidak jarang pula mereka terbanting. Tatkala mereka sampai kem uka pintu yang langsung menuju kota, jumlah pasukannya tinggal 80 orang saja. Dua ratus dua puluh orang hilang ditelan terowongan yang amat berbahay itu.

Begitu rumit Majzaah menjejak di dalam kota, mereka segera menghunus pedang dan membunuh pengawal-pengawal yang tidak menduga kehadiran mereka. Kemudian, mereka lompat ke segala pintu dan membukanya sambil membaca takbir. Takbir mereka disambut dengan takbir kaum muslimin yang ada di luar. Kaum muslimin tumpah ruah memasuki kota Tustar tepat ketika fajar.

Akhirnya, berkecamuklah perang tanding yang lebih dahsyat dan mengerikan antara kaum muslimin dengan musuh-musuh Allah [swt]. suatu perang tanding yang belum pernah terjadi sedahsyat itu dalam sejarah peperangan sebelumnya, baik mengenai banyaknya korban yang jatuh maupun kedahsyatannya.

Saat pertempuran berkecamuk, Majzaah bin Tsaur melihat Hurmuzan di pekarangan. Majzaah segera memburu dan melompatinya dengan pedang. Hampir saja Hurmuzan di telan gelombang pertempuran. Tetapi, untung baginya, dua orang pengawal segera melindunginya. Majzaah melihat peuang yang lain. Secepat kilat ia menyerang Hurmuzan dan mereka saling melompati satu sama lain. Pedang mereka saling memukul. Tetapi sayang bagi Majzaah, pedangnya meleset, sedangkan pedang Hurmuzan tepat mengenai sasaran. Majzaah bin Tsaur, pahlawan yang gagah berani jatuh terpelanting. Ia syahid dalam pertempuran yang sangat diidamkannya. Ia mneghadap Allah dengan tenang, sebagimana telah ditetapkan Allah baginya. Tentara muslimin terus bertempur sehingga kemenangan akhir berada di pihak mereka.

Hurmuzan mneyeranh sebagai tawanan kaum muslimin. Perutusan yang menyampaikan laporan kepada khalifah atas kemenangan kaum muslimin tiba di madinah. Mereka membawa oleh-oleh kemenangan bagi Khalifah. Mereka menghalau Hurmuzan dan memakaikan mahkota bertahtahkan mutiara. Di bahunya bergantung tanda-tanda kebesaran kerajaan persia dari benang emas berumbai-rumbai untuk diperlihatkan kepada Khalifah. Para utusan sengaja membawa Hurmuzan menghadap khalifah dengan pakaian demikain untuk menghibur khalifah, karena pahlawan andalah beliau, Majzaah bin Tsaur as-Sadusi, yang gagah berani tewas sebagai syahid dalam pertempuran tersebut.
Kisah Hidup Syuhada Inspiratif, Majzaah Bin Tsaur As-Sadusi Kisah Hidup Syuhada Inspiratif, Majzaah Bin Tsaur As-Sadusi Reviewed by Unknown on 6:06 AM Rating: 5

No comments

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...