Business

Ads Top

Akhlaqul Karimah Perasaan Malu Al-Haya

Pri keadaan jiwa yang dipandang terpuji di samping dan merupakan rangkaian dari sifat al-Iffah adalah al-haya. Kedua sifat tersebut merupakan suatu kemampuan di dalam jiwa setiap insane yang dapat berfungsi sebagai penghalang bagi seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan tercela; perbuatan-perbuatan yang dapat mendegradasikan nilai-nilai kemanusiaan sendiri karena merusak norma-norma agama, social dan kesusilaan.



Menurut bahasa al-haya berarti malu, sedangkan menurut etika islam, sifat melu termasuk akhlaq yang terpuji atau akhaqul karimah. Yang dimaksud dengan malu disini ialah perasaan minder seseorang sewaktu lahir atau tampak dari dirinya sesuatu yang membawa ia tercela. Sifat malu yang di maksud di dalam dan sepanjang pembahasan etika islam secara vertical dan horizontal kemasyarakatan. Jika ditinjau dari sandaran dan sudut pandangnya, maka al-haya ang dimaksudkan ialah malu terhadap Allah dan malu kepada dirinya sendiri di kala akan melanggar peraturan-peraturan Allah.

Bagi seorang mukmin, rasa malu kepada Allah merupakan basisnilai-nilai keutamaan dan menjadi dasar akhlaq yang mulia atau akhlaqul karimah. Sebab malu kepada Allah akan menjadi dasar timbulnya perasaan malu terhadap orang laindan diri sendiri, seorang mukmin yang malu kepada Allah tidak akan mendurhakaiNya dengan melanggar larangan atau melalaikan perintahNya. Menurut tuntunan ilsam, malu termasuk salah satu cabang iman. Hal ini sesuai dengan hadts Nabi Muhammad[saw] :

iman itu terdiri dari 63 atau 73 bagian. Bagian aling penting ialah ucapan laa ilaaha illallahu, dan bagian paling rendah ialah membuang gangguan dari jalanan [seperti duri, batu,dan lain sebagainya]. adapun malu juga termasuk bagian dari iman. [HR. Bukhari & Muslim].

Dengan demikian dalam konteks kehidupan social, perasaan, sikap mental atau sifat malu tidak akan membuahkan sesuatu bagi masyarakatkecuali hanya kebaikan; juga dalam kehidupan individual akan mewujudkan hasil yang sama.

Menurut etika Islam dan tuntunan Tauhid al-Haya dan aqidah keimanan merupakan dua sisi yangsaling melengkapi; keduanya membentuk  sikap mental dan kepribadian yang utuh. Malu dan iman itu dua hal yang digandengkan yang tidak dapat dipisahkan. Bila salah satunya diambil, yang lain ikut terambil pula. Jadi yang wajib di pahami ialah :

1.     Seorang mukmin akan utuh nilainya kepada Allah selama masih ada perasaan malu didalam jiwa untuk melakukan perbuatan tercela menurut kitabullah dan norma-norma dasar kemanusiaan.

2.     Lenyapnya perasaan malu, sikap mental dan sifat malu untuk melakukan perbuatan tercela menurut kitabullah dan norma-norma dasar kemanusiaan menjadi indicator menipisnya man kepada Allah, bahkan yang paling parah adalah hilang sama sekali.

Sumber :

Munir & Sudarsono, 2001. Dasar-dasar Agama Islam.Rineka Cipta, Jakarta.
Akhlaqul Karimah Perasaan Malu Al-Haya Akhlaqul Karimah Perasaan Malu Al-Haya Reviewed by Unknown on 7:37 PM Rating: 5

No comments

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...