Shalat Tidak Khusyu, Ini Tipsnya
Pertama tentu kita harus menyadari yah setiap ibadah itu pasti, pasti
digoda oleh setan untuk tidak kita melakukannya secara maksimal, atau kalaupun
kita lakukan maka berkurang pahalanya. Maka tentu saja kita harus bisa melawan
itu, harus bisa melawan tidak boleh kita diamin, tidak boleh didiamkan.
Jadi cara melawan, kiat-kiat melawan setan pertama adalah menyadari
bahwasanya memang ada syaitan yang menggoda kita. setiap bisikan negatif jangan
diiyakan, riya’lah, mengkhayallah, harus bisa di lawan.
Yang kedua kita harus belajar konsentrasi. Konsentrasi itu dengan tenang.
Konsentrasi itu akan di dapat jika kita tenang. Konsentrasi itu bahasa
sederhananya sebenarnya sih tenang dalam melakukan suatu perbuatan. Jadi kita
liat orang-orang yang konsenrasi itu kalau baca ayat tenang, kalau melakukan
suatu perbuatan tenang, dia fokus sehingga memang maksimal, dalam gerakan,
dalam ucapan, penyampaiannya, tutur katanya, semua tertata rapi. Itu semua
karena dia memang mencoba konsentrasi. Jadi kita konsentrasi dalam shalat. Dan
yakinilah dalam konsentrasi itu setiap gerakan dan ucapan akan ada nilai
pahalanya disis Allah [swt]. jadi kita harus bisa tahu itu.
Kemudian pada saat syaitan berhasil mencuri sebagian pahala, misal kita
tiba-tiba mau mengkhayal, segera kita kembali. karena Utsman bin Abi Mazh’un
[ra] berkata dalam sebuath riwayat Bukhari, “ya, Rasulullah, saya setiap kali
shalat sering kadang-kadang saya mengkhayal, kadang-kadang saya kembali.” kata
Nabi [saw], “itu godaan Syaitan yang berjulukan Khinzib atau Khanzab.” Ada dua
riwaat yang menceritakan tentang barisnya ini, Syaitan ini bertengger di
sebelah kiri kuping Musolli, yang mengingatkan dia semua apapun yang membuat
dia tidak khusyu dalam sholatnya. Kalau datang kepadamu bacalah Isti’adzah
(audzubillahiminasyaitaanirrajiim) dan meludalah sebelah kiri tiga kali.”
Dengan ditiup tiga kali, maka Utsman bin Abi Mazh’un [ra], “setelah saya
amalkan, maka tidak lagi bisikan syaitan menggoda saya.”
Ulama menambahkan kiatnya adalah juga menjauhkan diri dari kemaksiatan,
jadi kalau samapi saat ini, teman-teman masih merasa, “saya kalau shalat gak
bisa khusyuk” atau “saya kalau mau baca Qur’an masih males” masih males lah
berbuat ibadah yah, selain godaan syaitan juga ada penyebab faktor dosa yang
masih mengganjal.
Coba antum muhasabah deh, “dosa apa yang masih saya lakukan nih dalam
sebulan, atau dalam seminggu atau yang rutin dalam kegiatan sehari-hari dari
pagi sampai malam, dosa apa yang saya lakukan? Coba muhasabah, diingat-ingat.
Kalau nggak mungkin dalam seminggu. Mungin dalam harian antum masih bisa
ngontrol, tapi dalam seminggu apa nih? Nah itu, dosa-dosa itu kalau kita
bermuhasabah insya Allah, dan kita tutup pintunya, maka akan membawa kita pada
kekhusyuan ibadah. Jadi shalatnya bisa lebih khusyu, baca Qur’an bis lebih
nyaman, kalau mau ngerjakan ibada tuh lebih ringan, mau shalat malam bangunnya
ringan, itu karena memang tidak adanya beban dosa.
Jadi dosa memang juga menjadi penghambat, menjadi penghambat. Itulah yang
dikatakan oleh Imam Syafi’i. Beliau belajar kepada gurunya Imam Waki’ jadi
setiap kali Imam Syafi’i [ra] dikasih pelaaran sama gurunya, Imam
Waki’, hafalan selalu lupa. Lalu Imam Syafi’i mengatakan dalam pepatah Syar’i
yang masyhur, “saya mengeluhkan kepada Imam Waki’ tentang buruknya hafalanku, maka
dia perintahkan saya untuk meninggalkan dosa [maksiat].”
Imam Syafi’i bingung, dosa apa ih yang saya lakukan? Dia coba
bermuhasabah, dalam kegiatan sehari-harinya, umumnya, semuanya sudah berusaha
di jaga, makanannya, minumannya, pakaiannya halal, pergaulannya, bagus-bagus
aja gitu. Maka dia lalu mulai melihat ternyata kalau Beliau mau jalan dari
rumahnya ke rumahnya Imam Waki’ melewati sebuah pasar, dan waktu itu pasarnya
masih ada perempuan-perempuan yang tidak memakai jilbab, kadangkadang di pasar
itu ada transaksi haram, ada kedzaliman. Maka Imam Syafi’i bilang , “tinggal
ini nih yang belum saya coba nih” ini beliau Cuma lewat yah di pasar itu, gak
mampir, gak punya toko di situ, tidak ikut transaksi, kemudian beliau bilang,
“saya ganti jalurnya, tadinya lewat di depan pasar, sekarang lewat di belakang
pasar.” Jadi gak lewat pasarl lagi ke rumahnya imam Waki’.
Lalu dia hubungkan perkataan Imam Waki’ setelahnya, “dan disampaikan
kepada saya bahwasanya ilmu itu adalah cahaya dari Allah, dan cahaya Allah itu
tidak bisa dikasih, tidak bisa didapatkan pada orang yang bermaksiat.” Dia
bilang , “setelah saya ubah jalur jalan saya itu, maka saya temukan kalau saya
buka kitab, maka saya tutup setelahnya karena kalau saya buka sekilas saya
hafal semuanya.” Gara-gara meninggalkan kemaksiatan. Jadi dosa [kemaksiatan]
itu bisa menjadi penghambat itu. Coba bermuhasabah, insya Allah ddengan menjaga
diri dari kemaksiatan, maka salah satu faktor untuk membuat kita bisa khusyuk
dalam ibadah.
Shalat Tidak Khusyu, Ini Tipsnya
Reviewed by Unknown
on
12:33 AM
Rating:
No comments