Kisah Pengantar Jenazah, Berlomba-Lomba Dalam Berbuat Kebaikan
Allah menyuruh
kita berbuat kebaikan temna-teman, selalu sibukkan diri dengan kebaikan. karena
orang beriman selalu terjaga dalam kebaikan, menyibukkan diri dengan kebaikan.
Namun bukan berarti kalau kita beriman dan beramal shalih kita tidak makan,
kita tidak minum, tidak yah orang beriman makan dan juga minum juga istirahat.
Hasan al-Basri
[rh] pernah suatu ketika mengantar jenazah. Kemudian dia lagi berdzikir. Dia
mengantar jenazah sambil berdzikir, “subhanallah, walhamdulillah, wa la ilaha
illallahu, allahu akbar.” Ada satu anak muda di sebelahnya mengatakan, “Hai
imam kenapa anda berdzikir?” mengantar jenazah kenapa berdzikir, ada perintah,
ada sesuatu?”
Kata dia, “hai
anak muda. Ini jenazah yang kita antar sekarang, kalau tiba-tiba Allah
hidupkan, apa yang dia lakukan kira-kira. Apakah dia akan melakukan ketaatan
kepada Allah atau melakukan kemaksiatan kepada Allah?” dia akan berdzikir, dia
akan baca Qur’an, atau dia akan berdoa, shalat. Atau dia akan berzina, dia akan
riba dia akan dusta?”
Kata anak muda
ini, “dia akan beriman dan beramal shalih.” Kata hasan al-Basri, “kenapa?”
“Karena dia sudah mati, dia sudah tahu nilainya ibadah itu” jawab sang pemuda.
Pada saat orang
meninggal teman-teman, kita semua akan meninggal. Kita semua menuju ke liang
lahat, kita tinggal tunggu siapa yang jatuh duluan. Pada saat ajal datang, pada
saat itu teman-teman, tepat pada saat itu antum kaan berharap sujud di dunia
sekali, meninggal. Antum akan berharap kembali ke dunia baca satu ayat
al-Qur’an. Bertemu senyum dengan Muslim baru meninggal karena sangat butuhnya
dengan pahala.
Maka kata Hasan
al-Basri, “yang kau ucapkan itu benar. kalau dia hidup, dia pasti akan bergegas
beramal shalih. Tapi ketahuilah anak muda, dan yakinlah, jenazah ini tidak kaan
pernah hidup selamanya. Dan jadikanlah dirimu seakan-akan jenazah ini yang
Allah hidupkan, dan kau masih punya kesempatan beramal shalih.”
Jangan tunggu
waktu itu datang baru kita mau beramal, tidak bisa!. Allah mengatakan dalam
surah al-Baqarah [2] ayat 148, “dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri)
yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.
di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari
kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Jangan tunda
dalam berbuat kebaikan wahai saudaraku. Lakukan satu amal shalih ke amal shalih
lainnya. Jika teman-teman suka mendengarkan ceramah, mendatangi majelis ilmu,
usahakan agar kita konsisten dan tidak melakukan amal shalih yang di barengi
dengan kemaksiatan, tetapi fokus untuk beramal shalih dalam kehidupan. Karena
tidak akan merasakan kenikmatan ibadah seseorang yang dalam hatinya ada dosa.
Karena dosa itu
seperti sesuatu yang memburamkan air kata para ulama. Kalau sudah di hilangkan
maka air ini akan jernih. Tapi caranya bagaimana? Harus di tuang. Misalnya
wadah gelas kotor, ada kotorannya, air putih tapi ada tintanya, ada kotoran
disitu. Harus caranya supaya tetap di wadah yang sama, maka dituang airnya dari
luar. Airnya ini amal shalih baru, terus dituangkan tanpa harus dimasukkan lagi
tinta baru. Terus nanti kaan keluar itu. Terganti air dengan wadah yang sama. Kalau dia sudah bersih,
putih barulah kemudian antum secara
otomatis bisa merasakan kenikmatan ibadah.
Kalau
teman-teman shalat tidak khusyu, tidak merasakan hadir, mungkin saja masih ada
dosa yang mengganjal. Perbanyak istigfar kepada Allah. Pasti pada saat hilang
dosa itu, kita akan merasakan khusyuk, begitu takbir sudah tenang, baca Qur’an
merasa tersentuh kadang nangis walaupun gak ngerti bahasa Arab. Kita akan
terbawa dengan arus ibadah itu.
Allah berfirman
dalam surah Ali Imran [3] ayat 133, “dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa,”
Jangan tunda,
istigfar, segera. Teman-teman sekalian kata ulama salaf dinukil dari mereka
dari ulama Tabi’in, mereka mengatakan, “umur yang kau miliki adalah sekarang
pada saat kau mengembuskan nafas sekarang pada saat cahaya di tangkap oleh
matamu, dan sekarang suara yang sedang
di tangkap oleh telingamu.” Tidak ada
yang lain sedetik kedepan, kita tidak ada yang tahu kita masih hidup atau
nggak.
Bukan Cuma sehari,
sedetik!. Jadi yang kita miliki hanyalah pada saat yang sekarang saja. Allah
bilang, “bergegaslah pada pengampunan Tuhan kalian,” jangan tunda istigfar dan
taubat itu dan kejar surga. Sekarang amal-amal shalih terus dikerjakan. Orang
berubah menjadi lebih baik itu adalah suatu prestasi, yang luasnya seluas
langit dan bumi, gak berimbang, disurga gak perlu lagi minta apa, gak perlu
lagi masak kalau mau makanan.
Sampai dalam
riwayat Bukhari dijelaskan, kalau ada seekor burung terbang di atas surga, kemudian
ahli surga melihatnya, lalu mengatakan, “betapa indahnya burung ini.” terus
terlintas dalam hatinya apa? “bagaimana dagingnya yah?” tiba-tiba terhidang di
hadapannya seperti apa yang dia bayangkan. Apakah itu digoreng, apakah itu di
bakar, apakah itu...langsung tiba-tiba. Gak butuh di beli, gak butuh
dibersihkan, gak butuh segala macam dan kita makan bukan dalam kondisi lapar
tadi. Kita makan sepuasnya, sampai kita puas, gak ada kekenyangan, sehingga
kenikmatan abadi yang kita rasakan. Allah suruh kejar, “kejar surga itu yang
luasnya seluas langit dan bumi, itu targetmu.” Jangan dunia semua akan
ditinggalkan. Wallahu a’lam.
Kisah Pengantar Jenazah, Berlomba-Lomba Dalam Berbuat Kebaikan
Reviewed by Unknown
on
5:59 AM
Rating:
No comments