Kisah Nyata Seorang Pemuda Dengan Batu Zamrudnya
Ada seorang anak muda di Makkah kisahnya anak muda ini hidup di zaman
Tabi’in. Dia rajin ibadah, masya Allah ahli ibadah. Habis shalat dzuhur di
masjidil haram, dia keluar dari Masjid. Di halaman masjid dia menemukan sebuah
kantong. Kantong itu berupa kain berwarna biru. Dia liat, kemudian diambilnya
dan dibukanya ternyata di dalamnya ada batu zamrud berwarna biru dan bagus
rupanya. Batu zamrud mahal dan cukup besar batu itu. Maka sunnah nabi [saw]
kalau kita temuakan sesuatu iklankan. Kalau sudah diiklankan setahun dan tidak
ada yang ngaku baru bisa jadi hak milik kita.
Demikian yang dilakukan pemuda itu, ia berdiri di atas batu dan berteriak,
“wahai penduduk Makkah, saya menemukan ini nih kantong, siapa pemiliknya? Nggak
ada orang nyahut. Padahal disitu banyak pedagang-pedagang tuh. ini luar biasa.
Kita bisa tahu keimanan saat itu yah. Ini diiklankan tidak ada yang ngaku.
Kembali pemuda itu berteriak, “wahai penduduk Mekkah, saya temukan kantong
siapa pemiliknya? Nggak ada yang nyahut. Tiga kali sampai sepuluh kali
diiklanin sama dia. Nggak ada yang datang mengaku. Lalu dia bilang, “wahai
penduduk mekkah, kalian tahu rumah saya. Kalau ada yang nanya kantong yang
hilang tunjukkan rumah saya.”
Memang pemuda ini cukup dikenali dalam lingkungan itu. Orang-orang cukup
mengenalinya, dia tinggal di dekat Masjid dan dia sering ke Masjid. Kejadian
itu waktu Dzuhur, subhanallah menjelang waktu asar. Hampir waktu shala asar,
ada satu kakek-kakek datang kemudian naik di batu yang sama tuh. teriak pada
penduduk Mekkah, “wahai penduduk mekkah, adakah yang menemukan kantong saya,
kalau ada yang temukan kantong saya, saya akan berikan hadiah 500 dirham.”
Tidak mendapat tanggapan, kemudian
kakek itu kembali berteriak sampai tiga kali, “ada yang temukan kantong
saya, saya kasih 500 dirham?” gak ada yang mengaku sampai ada yang datang,
seorang pedagang bilang, “tadi waktu sehabis shalat Dzuhur ada si fulan, penduduk
mekkah di sini mengaku mengiklankan beberapa kali ditemukan kantong. Rumahnya
di sana, silahkan anda ke sana.”
Singkat cerita kakek ini pun menuju rumah pemuda yang tadi mengiklankan
sebuah kantong yang ditemukannya. Saat tiba di sana, di ketuk rumahnya lalu dia
salaman sama anak muda itu. Kemudian dia tanya, “aa kau temukan kantongnya?”
anak muda itu bilang, “iya” anak muda ini juga jeli, dia tanya, “apa
ciri-cirinya?” kata orang tua itu, “kantongnya begini, batunya begini” ternyata
betul. Anak muda ini tidak tahu tuh kalau dijanjikan 500 dirham. Dia kasih,
“ini silahkan. Allah sudah kembalikan kepada anda amanahnya. Ini kebetulan saya
temukan. Orang tua ini pikir anak muda ini tahu, diapun mengeluarkan 500
dirham, dikasih. Anak muda itu bilang “apa ini?” orang tua itu bilang, “ini
balasan, kamu kan menemukan kantong saya.” Saya sudah niat mau kasih.” Kata
anak muda itu “tidak. saya hanya kembalikan karena Allah. Gak ada urusan ini
sama saya. Masalah uang.” Dia bilang, “pokonya ambil, saya sudah kasih.” Anak
muda ini bilang, “tidak.” kata orang tua ini, dia cerita, “anak muda itu saya
pertama kali temuin dalam hidup saya seperti itu. Imannya luar biasa, gak mau
terima balasan. Gak mau. Ini karena Allah yah sudahlah. Kata orang tua itu,
“saya keluar dari rumahnya, saya tidak tahu apa-apa.”
Ringkas cerita, 3 bulan sesudah itu, anak muda ini merasa tiba-tiba di
Mekkah agak sedikit himpit ekonomi, dan dia ingin keluar dari kota Mekkah.
Keluar dia ke Jeddah, sekarang Jeddah ada pelabuhan, di zaman Umar bin Khattab
sudah ada, bahkan dari zaman Quraisy, di zaman Umar bin Khattab berkembang.
Maka anak muda ini ke sana naik kapal, ingin merantaulah mencari rezeki, nanti
kmebali ke mekkah. Di tengah lautan, kapalnya di hantam oleh ombak yang besar
ampai hancur. Dan anak muda ini pun sempat selamat karena bertahan di atas satu
papan pecahan kapal. Dia bangun menjelang subuh dan terdampar di sebuah pulau.
Waktu dia bangun, dia liat sudah menjelang subuh, dan ada di pinggir pantai itu
sebuah Masjid. Masjid itu sudah kotor dan ada sarang laba-laba begitu. Dia pun
bangun dalam kondisi tubuhnya lemes dan dia juga basah-basahan, tapi dia lihat
sudah dekat subuh. Dia masuk Masjid tidak ada orang. dibersihinlah Masjid itu
sama dia.
Kemudian pas masuk waktu shalat subuh zaman dulu orang bisa melihat dari
cahaya langit begitu kan, cahaya matahari. Maka diapun azan, waktu dia azan,
masyarakat sekitar Masjid datang. Dia basah begini, ditanya, “kamu ini siapa?”
dia bilang, “saya ini musafir dan saya terlantar, kapal saya tenggelam, saya
terdampar.” Dikasilah dia baju, kemudian dia disuruh jadi imam, lalu dia jadi
imam dan suaranya bagus. Emang orang ini penuntut ilmu anak muda ini. ada
hafalannya beberapa surah Al-Qur’an.
Ringkas cerita, tinggallah dia 3 bulan di pulau itu, karena masyarakat
bilang, “maukah kamu jadi imam sini karena imamkami sudah meningal dunia. 3
bulan yang lalu dia meninggal.” Kata pemuda itu, “baiklah, saya tinggal
disini.” setelah tinggal disitu, masyarakat kampung itu bilang, “wahai anak
muda kami merasa cocok dengan kamu, kami ingin menikahkan kamu dengan anak
gadis di kampung ini. kamu mau nggak?” dia bilang, “iya, gak apa-apa” lalu
dipanggillah anak gadis yang menurut masyarakat kampung itu yang paling
terbaik.
Anak perempuan yang paling terbaik. Datang bercadar, begitu datang ke
dalam masjid, anak muda ini di mihrab, perempuan duduk di depannya untuk
dilihat wajahnya. Tiba-tiba laki-laki ini kaget si anak muda ini karena di
leher gadis itu ada kalung ada batu zamrudnya, dan da lihat ini batu persis seperti
batu yang dia temukan beberapa bulan lalu di Mekkah. Maka dia liat terus batu
itu. Maka masyarakat bilang, “hai anak
muda, kau dzalimi perempuan inikami datangkan untuk kamu lihat wajahnya, bukan
permatanya.” Maka dia bilang, “saya punya kisah dengan batu ini.” kata anak
muda itu, “batu ini begitu, batu ini begini di ceritakan.” Ini cerita enam
bulan yang lalu nih karena kan dia 3 bulan setelah pisah sama orang tua itu dan
3 bulan tinggal di pulau jadi sudah enam bulan. Enam bulan yang lalu saya pernah
menemukan batu ini, diceritain sama dia, “saya ketemu sama orang tua.” Begitu
dia bilang orang tua, masarakat satu masjid semuanya takbir, “Allahu Akbar!”
kaget dia, “kenapa kalian Takbir?” kata mereka, “apa kamu tahu siapa orang tua
itu?” yang kamu tidak mau ambil dirham,
dan kamu kembalikan batu permatanya?” dia bilag, “saya tidak tahu” kata mereka,
“itu ayahnya anak perempuan ini, dan dia adalah pimpinan kami di pulau ini, dia
imam masjid kami yang sudah meninggal dan dia waktu pulang dari Mekkah dia
menceritakan tentang kebaikan kamu dan dia sempat berdoa sebelum meninggal, dia
bilang, “ya Allah jadikanlah naak muda di Mekkah itu jodoh anak saya.”
Maka akhirnya menikahlah mereka. Setelah menikah naak muda ini cerita,
“maka saya waktu menikah sama istri saya, maka saya sama istri saya jadi
pemilik batu itu, permata itu.” Tiga
bulan setelah menikah, dia bilang, istri saya meninggal. Maka saya menjadi
pewaris satu-satunya batu zamrud.” Batu yang tadi dia kembalikan karena Allah,
Allah jadikan dengan caraNya menjadi hak dia. Subhanallah jauh naik kapal
segala sampai kesana akhirnya jadi hak dia. Begitulah orang kalau bertaqwa
kepada Allah [swt].
Kisah Nyata Seorang Pemuda Dengan Batu Zamrudnya
Reviewed by Unknown
on
12:51 AM
Rating:
No comments