Sebuah Nasehat Dari Guru Terbaik, "KEMATIAN"

“Kematian adalah nasihat terbaik dan guru kehidupan. Sedikit saja kita lengah dari memikirkan kematian. Maka kita akan kehilangan guru terbaik dalam kehidupan.” Sesungguhnya manusia memilih sendiri akhir hidupnya dan pilihan itu ada pada bagaimana ia menjalani kehidupannya sebagaimana ia menjalani kehidupannya. Kemungkinan besar ia akan menghadapi kematian karena sesungguhnya dengan menjalani kehidupan, berarti kita sedang berjalan menuju kematian kita.

Pernahkah kita mendengar berita tentang seorang pejabat yang berzina, mati diatas perut wanita nakalnya; seorang pecandu narkotik mati saat pesta narkoba; dan seorang penjudi sekarat di atas meja judinya. Begitu juga kita pernah mendengar seorang ahli ibadah mneinggal di atas sajadahnya.

Alangkah malangnya saat ajal tiba  kita masih berlumur dosa berbalut nista. Malam pertama di alam kubur.

 “sendiri di cekam sepi, gelap yang tak pernah terbayang. Hilanglah sudah gemerlapnya dunia. Rumah dengan jerih payah bertahun-tahun kita bangun. Istri yang cinta dan pengabdiannya begitu tulus. Anak yang padanya melekat darah daging kita. orang tua yang tetesan kasih sayangnya melekat di tubuh kita. dan perusahaan yang mati-matian kita habiskan waktu untuknya. Mobil mewah yang selalu jadi kebanggaan. Tapi kini hari itu telah pergi...masa pun telah tiada...yang tersisa hanya dosa yang terus terbayang. Teringat akan istri yang senantiasa di telantarkan hak-haknya. Anak yang telah kita kotori tubuhnya dari nafkah haram. Orang tua yang disisa hidupnya belum sempat kita bahagiakan. Handaitaulan yang meminta bantuan kita biarkan. Dan kawan-kawan yang telah banyak kita kecewakan. Ya Allah masih adakah hari milikMu untukku? Agar bisa kutuntaskan semua urusan. Lilitan hutang yang belum terbayar. Banyaknya amanah dan kepercayaan yang tidak disampaikan. Beribu janji yang sering diingkari. Dan uang korupsi yang telah kita nikmati dan kita bagi. Namun kini pintuMu sudah tertutup rapat. Bertaubat sudah terlambat menyesali diri sudah tidak berarti. Dan tinggallah sendiri menanggung beban dosa dan kesalahan yang tidak termaafkan. Merasakan penderitaan yang panjang, yang tiada berakhir. Sekarang adakah dalam hati kita kematian sebagai penasihat?"  

Semoga selagi masih ada waktu, kita memanfaatkannya sebaik mungkin untuk mendapatkan maal ibadah meraih keridhoan Ilahi.