INDIKATOR OBJEKTIF MENILAI KEMATIAN SESEORANG KHUSNUL KHATIMAH ATAU SU’UL KHATIMAH
Indikator
Objektif Menilai Kematian Seseorang Khusnul Khatimah Atau Su’ul Khatimah-kematian adalah ha yang pasti, kematian inilah yang
memutuskan kehidupan seseorang di dunia dan memasuki fase setelah kematian di
alam yang bernama alam barzah. Kematian seseorang menurut aqidah Islam
ditentukan oleh keimanannya, seseorang yang beriman akan mendapatkan akhir
kehidupan [proses kematian] yang baik disebut khusnul khatimah, sebaliknya bagi
mereka yang tidak beriman mendapatkan akhir hidup yang buruk yang disebut
dengan su’ul khatimah.
Saya teringat dengan perbincangan
teman-teman saya di angkutan umum [angkot] sewaktu saya masih SMP dulu di SMPN
5 SINJAI SELATAN, katanya, neneknya setelah mengalami sakarat, beliau tersenyum
dan saya bisa menangkap bahwa pembicaraan ini mengarahkan pada penilaian bahwa
nenek itu mendapatkan khusnul khatimah. Semoga saja.
Lain lagi dengan tetangga saya beberapa
bulan terakhir, meninggal di waktu malam dinihari. Jasad beliau dipenuhi dengan
lebam. Ia adalah seorang ibu dua anak yang masih terhitung kerabat dekat kami, inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun.
Adalah hal yang menarik atau menjadi
sesuatu yang bagi kebanyakan orang tertarik atau lebih tepatnya penasaran dengan
akhir hidup seseorang, sebagaimana dijelaskan di paragraph pertama apakah dia
khusnul khatimah atau su’ul khatimah.
Saya telah menemukan indicator yang
tepat sesuai dengan sunah Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam. Insya Allah. Saya dapatkan hal ini pada saat saya
iseng-iseng buka youtube kemudian liat-liat di recommended video. Muncul ternyata video ta’lim ustaz Khalid
Basalamah [semoga Allah merahmati beliau] yang membahas masalah ini. Maka kami
menjadi terdorong untuk membagikannya
lewat tulisan ini.
Indikator Objektif Menilai Kematian
Seseorang Khusnul Khatimah Atau Su’ul Khatimah
Jadi kalau kita ingin mengetahui seseorang
yang meninggal itu khusnul khatimah atau su’ul khatimah bukan dengan melihat
fisiknya. Karena fisik bukan selamanya menjadi tolak ukur. Bisa saja terjadi
namun tidak menjadi tolak ukur.
Misalnya ada seorang mukmin meninggal
senyum mungkin itu peringatan dari Allah swt atau penyampain kepada kita. Tapi tidak
selamanya, karena Hamzah ra. Ketika meninggal di perang uhud tubuhnya dipenuhi
darah, termasuk hidungnya di potong, jantungnya dibelah. Sampai akhirnya waktu
Nabi shaallahu alaihi wa sallam
meihat beiau shaallahu alaihi wa sallam
teriak menangis. Kata Umar bin Khathab kami tidak pernah melihat Nabi shaallahu alaihi wa sallam menangis
seperti itu suaranya sampai terisak-isak yang karena suara nabi shaallahu alaihi wa sallam membuat kami
pun menangis.
Maka disini kita harus ketahui
teman-teman bahwa fisik bukan menjadi
tolak ukur. Karena Hamzah adalah pimpinan para syuhada. Ada orang mukmin mati terbakar ditemukan
ogosong badannya. Apakah itu su’ul katimah? Jawabannya tidak. Jadi bukan fisik
yang jadi tolak ukur.
Tapi ada hadits Nabi shaallahu alaihi wa sallam yang memberitahukan kepada kita mengenai akhir
hidup seorang manusia. Apa kata Nabi shaallahu
alaihi wa sallam, kalau seseorang terbiasa dnegan suatu perbuatan, Allah
akan tutup dia dengan kebiasaan itu. Jadi dua minggu sebelum orang itu
meninggal kita bisa liat dia buat apa tuh. Kalau orang itu suka shadaqah dia
akan melazimkan shadawah dan meninggal daam keadaan itu. Dia shalat malam dia
akan meninggal dalam keadaan sujud. Dia suka baca Qur’an dia akan meninggal
dalam membaca Qur’an. Orang yang suka ceramah meninggal dalam keadaan sedang
berceramah. Kebaikan-kebaikan Allah perlihatkan. Orang suka hadir di majelis
ilmu meninggal di dalam majelis ilmu. Atau lagi jiha atau mungkin lagi haji
atau umrah.
Dan sebaliknya kalau orang itu fasik atau
kafir Allah akan tuutp dia dengan
kebiasaannya itu. Kalau dia biasa mabuk Allah buat dia mabuk. Jadi seminggu dua
minggu kita bisa liat. Kita tahu banyak sekali artis yang tiap hari mabuk
bahkan ada yang bunuh diri, mulus kulitnya waktu mati, jenazahnya uar biasa
dipakaikan jas, pakai peti. Tapi apakah itu tolak ukur dia khusnul khatimah? Jawabannya
tidak. Iman dan ilmu agama memberitahukan kepada kita bahwa mereka sedang
disiksa di alam barzah. Waaupun jenazahnya disimpan di museum, dipeti ia tetap
disiksa. Sebagaimana Fir’aun, tapi Allah mengatakan bahwa dia disiksa di alam
barzah dan kalau kit ke Kairo kita bisa melihat muminya Fir’aun utuh atas izin
Allah tapi ruhnya disiksa.
Jadi kalau mau khusnul khatimah,
teman-teman sekalian biasakan amal saleh yang palig mudah yang bisa antum
kerjakan. Focus itu. Semua kerjakan tapi itu focus. Lebih banyak dan itu Allah akan tutup kita
dengan amal saleh itu, insya Allah khusnul khatimah.
Sumber Pustaka
1. wowmenariknya.com
2. Youtube
INDIKATOR OBJEKTIF MENILAI KEMATIAN SESEORANG KHUSNUL KHATIMAH ATAU SU’UL KHATIMAH
Reviewed by Unknown
on
9:24 AM
Rating:
No comments