KISAH LUAR BIASA AMAL DITENTUKA TUJUANNYA

Kisah Luar Biasa Amal Ditentuka Tujuannya-dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], Amal diartikan sebagai perbuatan ]baik atau buruk]. Dalam agama Islam, perbuatan seseorang ditentukan oleh tujuan perbuatannya. Dalam hal ini terkait dengan syarat diterimanya amal yaitu keikhlasan kepada Allah swt dan Itiiba’ pada sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Disinilah letak urgensitas niat, pentingnya seseorang beramal karena mengharapkan wajah Allah swt, keridhaanNya adalah tujuan dilakukannya ibadah.

Kita ketahuui Allah dengan segala kesempurnaan sifatNya, maka sangat tidak pants jika kita beribadah lantas mempersukutukannya. Allah tidak butuh kepada selainNya.

Allah memiliki rahmat dan kasih sayang yang luasnya tidak dapat kita hitung, keadilanNya tidak ada yang membandingi kesetaraannNya. Maka segala kesempurnaan hanyalah milik Allah semata.

Sebuah kisah mengharukan yang menggambarkan keadilan dan kasih sayang Allah swt. Kisah ini ada dalam buku Tanbihul Ghafilin yang dikarang oleh al-Imam Abu Laits as-samargandi. Berikut penggalan kisahnya :

Diceritakan bahwa seorang abid dari bani Israil, sewaktu lewat melihat anak gunung, lalu tergerak hatinya : “seandainya gunung itu menjadi tepung atau beras, pasti aku dapat member makan mereka yang tengah dilanda kelaparan [pati mereka kenyang dengannya]. Kemudian Allah memberitahu lewat nabiNya : “katakanlah kepada Abid itu bahwa Allah telah menentukan pahala seandainya gunung itu menjadi tepung atau beras lalu kamu sedekahkan [yakni] ia memperoleh pahala sedekah tepun atau beras sebesar gunung itu.”

Masya Allah, Allah swt Yang Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Mengetahui, begitu Maha Adil memberikan balasan atas perbuatan hamba-hambaNya. Meski dengan niat yang mungkin tidak jarang diremehkan tetapi Allah swt Yang Maha Teliti Maha Mensyukuri setiap perbuata hamba-hambaNya.

Kisah inspiratif lainnya diceritakan salam paragraph berikutnya :

“dihari kiamat seseorang terkejut ketika di hadapkan, ia melihat catatan amalnya ada ibadah haji, umrah, jihad, zakat dan sedekah, lalu hatinya bertanya : “dari mana semua amal ini, sedangkan aku tidak pernah melakukannya [di dunia], kemungkinan ini bukan catatan amalku? Lalu FirmanNya : “bacalah catatan amalmu itu, dulu kau pernah berkata : “seandainya aku punya harta pasti menunaikan ibadahh haji, jihad dan semua yang tercatat di dalamnya, Aku tahu persis nahwa : “niat [tujuan]mu itu adalah sungguh-sungguh, maka pahala semua itu Aku berikan sekarang ini.”

Masya Allah. Sungguh inspiratifsekali cerita ini. Pelajaran yang kita ambil adalah banyak sekali peluang untuk kita bebruat baik. Bahkan hanya dengan sekedar niat saja. Allah swt berfrman “…Jika kebajikan itu sebesar zarrah adanya, pasti Dia lipat gandakan dan Dia berikan pahala yang besar di sisiNya.” [QS. An-Nisa’ :40]. Bukankah niat yang baik itu adalah kebaikan?