Perilaku Terpuji Tawaduk [Rendah Hati]
Agama islam mengajarkan kita supaya kita bersikap dan
berperilaku baik sehingga menjadi manusia yang berakhlak mulai. Jika kita dapat
menampilakn akhlak mulia di masyarakat, insya Allah akan disukai dan disegani
oleh orang lain. Diantara sifat terpuji yang diajarkan adaah sifat Tawaduk.
Tawaduk merupakan cerminan diri yang tidak sombong dan mau
mengakui kelebihan orang lain. Sebagai warga Negara yan gbaik, kita harus mampu
memiliki perilaku tawaduk kepada para pemimpin kita. Mereka adalah orang-orang terpilih untuk mengatur
jalannya pemerintahan. Tidaklah mudah bagi pemimpin untuk memenuhi seluruh
keinginan masyarakatnya. Sebaliknya, pemimpin tawaduk juga tidak akan berlaku
semena-mena kepada rakyatnya. Dengan demikian, antara rakyat dan pemimpin akan
saling asah, asih dan asuh.
Nabi Muhammad mengajarkan keada kita supaya bertawaduk dalam
kehidupan sehari-hari. Tawaduk merupakan salah satu bentuk ahlak mulai. Setiap
orang islam seharusnya memiliki sifat tawaduk. Menurut KBBI Tawaduk berarti
rendah hati. Tawaduk data diartikan sebagai sikap rendah hati dan tidak suka
menonjolkan diri kepada orang lain. Tawaduk adalah kebalikan dari sifat
sombong.
Tawaduk
bukan berarti rendah diri. Rendah diri merupakan ahlak tercela karena tidak
percaya diri. Orang yang rendah diri tidak pernah merasa mampu berbuat sesuatu.
Ia selalu merasa kecil d ihadapan orang lain sehingga tidak pernah maju.
Orang
yang memiliki sifat Tawadk tidak akan merasa lebih daripada orang lain. Sikap
tawaduk sangat dianjurkan. Dengan tawaduk, kita kan hidup tenang, tidak
sombong, dan tidak mencelakakan orang lain. Dalam sebuah hadits, Rasulullah
[saw] bersabda, “sesungguhnya Allah telah
mewahyukan kepadaku supaya bertawaduk sehingga tidak ada seorang pun yang menyombongkan
dirinya terhadap orang lain, dan tidak ada seorang pun yang menganiaya terhadap
orang lain.” [HR. Muslim dari Qatadah, no. 5109.]
Dalam
kesempatan lain, Rasulullah [saw] juga bersabda sebagai berikut : yang artinya,
“harta itu tidakakan berkurang karena
sedekah, Allah tidak menambah kepada seseorang yang memaafkan melainkan
kemuliaan dan tidak ada seorang pun yang bertawaduk karena Allah, melainkan
Allah akan memuliakannya.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah, no. 4689]
Kita
harus selalu tawaduk karena Allah dan kepada Allah. Cara tawadu kepada Allah
adalah dengan melakukan perintah dan menjauhi larangan Allah. Orang yang tidak mau taat dan tunduk pada perintah
Allah berarti sombong. Padahal, kita tidak ada artinya di hadapan Allah [swt].
Banyak
kisah orang-orang yang memiliki kedudukan tetapi ia sangat tawaduk kepada Allah
dan kepada sesame manusia. Misalnya khalifah Umar bin Abdul Aziz. Meskipun
menjadi seorang khalifah, sikapnya selalu santun dan tidak sombong terhadap
rakyat jeata. Bahan kepada budaknya, pada suatu hari ketika hendak tidur,
Khalifah Umar bin Abdul Aziz memnta budaknya untuk mengipasinya. Khalifah pun
dapat tertidur dengan nyenyak. Budak yang kecapekan mengipasi itu pun tertidur.
Ketika khalfah bangun ia melihat budaknya tertidur. Bukannya marah, ia pun
mengipasi budaknya agar dapat tidur dengan nyenyak. Setelah budak itu bangun,
ia sangat terkejut dan ketakutan melihat Khalifah Umar mengipasinya. Melihat
hal itu, Khalifah Umar berkata, “bukankah aku juga manusia epertimu. Biarkanlah
engkau mendapat hak seperti aku.”
Kisah
tersebut member pelajaran kepada kita bahwa kemuliaan kita bukan karena
kedudukannya. Akan tetapi, keluhuran budi pekerti atau ahlak yang menjadi
cerminan. Kita mestinya dapat meniru pribadi Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Meskipun sebagai Khalifah dia memperlakukan budaknya seperti manusia yang lain.
Beliau memiliki sifat tawaduk yang sangat tinggi.
Perilaku Terpuji Tawaduk [Rendah Hati]
Reviewed by Unknown
on
1:59 PM
Rating:
No comments