8 SYARAT TOBAT (TAUBATANNASUHAH) YANG DITERIMA
8 Cara Bertobat
(Taubatannasuhah) Dengan Benar-tobat dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia [KBBI] memiliki beberapa defenisi, berikut ini kami
hadirkan :
1. (v)
sadar dan menyesal akan dosa (perbuatan yg salah atau jahat) dan berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan.
2. (v)
kembali kpd agama (jalan, hal) yg benar:
3. (v) merasa
tidak sanggup lagi:
4. (v) jera
(tidak akan berbuat lagi):
Jika
kita perhatikan defenisi tobat di atas secara umum mengarah kepada perbuatan
timbunya kesadaran akan perbuatan yang salah kemudian diikuti dengan penyesalan
sehingga mendorong niat untuk memperbaiki
dirinya dengan kembali kepada jalan yang benar.
Allah
berfirman yang artinya, “Hai orang-orang
yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuha [yang sebenarnya].”
[QS. At-Tahrim :8].
Dalam
point defenisi yang di tuliskan di atas, terdapat kata “MEMPERBAIKI”. Ini
adalah salah satu point penitng dalam perilaku bertobat tersebut. Kita perlu
cara yang benar sesuai dengan ketentuan syariat bagaimana cara bertobat yang
benar. Diketahui bahwa cara bertobat yang benar adalah taubatannasuhah. Berikut
ini uraian 8 cara betobat [taubatannasuhah] dengan benar :
ISLAM
Islam
adalah syarat utama di terimanya tobat seseorang. Tidak sah tobat seseorang kecuali ia seorang
muslim. Allah swt berfirman yang artinya, “Dan tidak pula diterima tobat orang-orang yang mati sedang mereka dalam
kekafiran bagi orang-orang itu telah kami sediakan siksa yang pedih.” [QS..
An-Nisa : 18].
IKHLAS
Taubat
mesti dilakukan secara ikhlas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
[KBBI], ikhlas berarti bersih hati;
tulus hati. Dan ikhlas ini termasuk dalam syarat diterimanya amal ibadah
seseorang disamping ittiba’ kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Maka tobat mesti dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena hanya mengharapkan
wajah Allah dan ampunanNya.
Allah
swt berfirman yang artinya, “jika kamu berdua bertobat kepada Allah maka
sesungguhnya hati kamu berdua telah condong untuk menerima kebaikan.” [QS.
ATt-Tahrim : 4].
MENGAKUI DOSA YANG DILAKUKANNYA
Mengakui
diartikan sebagai perbuatan menerima dan
menyatakan bahwa dirinya bersalah atas dosa yang telah di lakukannya.
Tidak sah tobat seseorang kecuali setelah dia mengakui kesalahannya. Pengakuan
ini merupakan suatu reaksi awal terhadap penyesalan yang diungkapkan, pengakuan
ini mmeperkuat penyesalan dan kelemahan seseorang atas perbuatan kesalahan yang
telah di lakukannya.
MENYESALI PERBUATAN DOSA YANG PERNAH DI LAKUKANNYA
Menyesal
adalah perasaan tidak senang (susah, kecewa,
dsb) krn telah berbuat kurang baik (dosa, kesalahan, dsb). Maka menyesali
perbuatan dosa ini merupakan syarat utama tobat seseorang diterima.
Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “penyesalan adalah taubat.” Maka
menyesali perbuatan dosa yang pernah dilakukan termasuk dalam rangkaian tobat
yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah swt.
MENINGGALKAN PERBUATAN DOSA TERSEBUT
Meninggalkan
berarti pergi dari; menghindar dari. Dalam konteks bahasan ini berarti membuang
atau meninggalkan kebiasaan buruk. Bertobat berarti kita mesti meninggalkan
perbuatan dosa tersebut.
Allah
swt berfirman yang artinya “Dan juga
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan
Allah lalu memohon ampun terhadap
dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah dan
mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui [QS.
Ali Imran: 135].
BERTEKAD UNTUK TIDAK MENGULANGI PERBUATAN DOSANYA DI MASA YANG
AKAN DATANG
Tekad
diartikan sebagai kebulatan hati atau kemauan yang pasti. Dalam hal ini, tekad
seseorang yang bertobat adalah kemauan keras untuk tidak melakukan kesalahan
yang sama di masa yang akan datang. Tekad yang kuat ini dilahirkan dari
pengakuan dan penyesalan atas dosa atau kesalahan yang sudah dilkukannya.
TOBAT DILAKUKAN SEBELUM RUH SAMPAI DI TENGGOROKAN DAN SEBELUM
MATAHARI TERBIT DARI SEBELAH BARAT
Tobat
seseorang akan diterima selama ruh belum sampai di tenggorokan. Rasulullah
shalallahu alaihi wa sallam bersabda, “ketika Allah mengusir Iblis , lalu Iblis
bersumpah, “Demi Engkau Yang Menang, sungguh aku tidak rela bercerai dengan
manusia, sampai nyawa dan raganya berpisah [mati]. Kemudian firmanNya : demi
kemenangan dan keagunganKu, tiada tertutup taubat bagi hambaKu hingga nyawa
sampai ke tenggorokan.”
Dari
Abu Hurairah ra. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Cepatlah beramal
kebaikan sebelum di timpa 6 musibah yaitu : diterbitkannya matahari dari barat karena waktu itu iman dan amal
yang baru tidak di terima, diturunkannya Dajjal karena di saat itu sangat berat
mempertahankan iman akibat pengaruhnya, digelapkan dengan sayap atau dukhan
sepenuh permukaan bumi, turunnya hewan dabbah bumi, dicabutnya nyawa oleh
Izrail atau dibunuh secara serempak dengan tiupan sangkakala Israfil di hari
kiamat.”
JIKA DOSA ITU BERHUBUNGAN DNEGAN HAK ORANG LAIN, MAKA MEMINTA
KERELAAN DARI ORANG YANG DIZHOLAIMI UNTUK MEMAAFKAN PERBUATAN DOSANYA
Dosa yang
dilakukan terhadap orang lain mengharuskan kita untuk meminta kerelaan dari
orang yang dizholimi untuk memaafkan perbuatan dosa yang dilakukan. Apabila
kedzoliman yang dilakukan berhubungan dengan harta ia berkewajiban untuk
mengembalikannya, jika berhubungan dengan perbuatan salah maka ia harus meminta
maaf. Namun jika orang yang dizholimi berlapang dada dan tidak mengendaki
pengembalian maka hal ini juga dibenarkan. Allah swt berfirman, “dan balasan
kejahatan adalah kejahatan yang serupa” [QS. Asy-syuura’ : 42]. Wallaahhul Muwaafiq
Wallahu a’lam.
Sumber : KBBI, al-Imam al-Faqih Abu Laits
as-Samargandi, 1986., Abu Imam Taqyuddin. Tanbihul ghafilin. Mutiara Ilmu,
Surabaya.Yufid.tv.
8 SYARAT TOBAT (TAUBATANNASUHAH) YANG DITERIMA
Reviewed by Unknown
on
9:49 PM
Rating:
No comments