Nabi Yusuf AS.
Yusuf adalah
putra Nabi Ya’qub. Diantara 12 orang anak-anak Ya’qub, Yusuf dan Bunyminlah
yang paling di cintai. Ha ini menimbulkan iri hati saudara-saudaranya yang
lain.
Yusuf
wajahnya sangat tampan, lebih tampan daripada saudara-saudaranya yang lain.
Bentuk tubuhnya sangat bagus. Terlebih setelah ibunya [Rahil] meninggal dunia.
Maka ia makin disayangi oelh ayahnya.
Pada suatu
malam, ia berimimpi. Ia melihat 11 bintang, bulan, dan matahari bersujud
kepadanya. Esok harinya ia ceritakan hal itu kepada ayahnya.
“wahai
ayahku! Sungguh, aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan;
kulihat semuanya sujud kepadaku.”
Ayahnya
berkata “Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada
saudara-saudaramu. Mereka akan membuat tipu daya untuk meminasakanmu. Sungguh setan itu musuh yang
jelas bagi manusia. Dan demikianlah Tuhan memilih engkau untuk menjadi nabi dan
mengajrkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi dan menyemurnakan nikmatNya kepadamu dan kepada keluarga Yaqub
sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmatNya kepada kedua orang kakekmu sebelum itu , yitu
Ibrahim dan Ishak. Sungguh, Tuhanmu Maha Mengetahui, Mahabijaksana”
Waktu terus
berjalan, dan keadaan hubunga Yusuf dan saudara-saudaranya kurang bagus karena
mereka tidak terlalu menyukai Yusuf sehingga mereka membenci Yusuf dan selalu berusaha
mencelakakannya. Saudara berkata “sesungguhnya Yusuf dan saudaranya [Bunyamin]
lebih dicintai ayah daripada kita, padahal kita adalah satu golongan yang kuat.
Sungguh, ayah kita dalam kekeliruany ang nyata, bunuhlah Yusuf atau buanglah
dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tertumpah kepadamu, dan setelah itu
kamu menjadi orang yang baik.”
Kemudian
salah seorang dari mereka berkata, “janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi
masukkan saja dia ke dasar sumur agar dia dipungut oleh sebagian musafir, jika
kamu hendak berbuat.”
Pada suatu
hari, mereka meminta izin kepada Nabi Ya’qub untuk mengajak Yusuf berburu
binatang. Mereka berkata, ‘wahai ayah kami! Mengapa engkau tidak mempercayai
kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami semua menginginkan kebaikan
padanya. Biarkan dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia bersenang-senang
dan bermain-main, dan kami pasti menjaganya.”
Mula-mula Nabi
Ya’qutb tidak mengizinkan, tapi setelah mereka menunjukkan kesanggupannya
menjaga Yusuf dari bahaya. Maka Nabi Ya’qub tidak melarangnya lagi. Yusuf boleh
ikut berburu. Tinggal Bunyamin yang menemani Nabi Ya’qu b di rumah. Nabi Ya’qub
berkata, “sesungguhnya kepergian kamu bersama dia [Yusuf] sangat menyedihkanku
dan aku khawatir dia dimakan serigala, sedang kamu lengah darinya.”
Saudara-saudara
Yusuf berkata, “jika dia dimakan serigala, padahal kami kelompok yang kuat,
kalau demikian tentu kami orang-orang yang rugi.”
Kemudian
berangkatlah mereka, dan Di tengah
hutan, setelah berburu tiba-tiba mereka menangkap Yusuf “hai, mau kalian apakan
aku ini” protes Yusuf. “diam!” bentak salah seorang kakanya.
Mereka
hendak membunuh Yusuf namun tidak sampai hati.
Salah seorang mengusulkan agar dimasukkan saja ke dalam sumur.
Pasti ada
khafilah yang akan mengambilnya dan Yusuf pasti akan dijual sebagai budak.
Dengan demikian Yusuf akan tersingkir dari keluarga Ya’qub. Usul itu disetujui.
Dengan paksa
baju gamis Yusuf mereka lepas. Yusuf yang masih kecil tak berdaya ketika
saudara-saudaranya yang lebih besar memasukkannya ke dalam sumur.
Mereka
kemudian membunuh hewan, darahnya di tumpahkan ke baju Yusuf. Dipetang hari
mereka datang kepada ayah mereka samba menangis, mereka berkata “wahai ayah
kami! Sesungguhnya kami pergi berlomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat
barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala, dan engkau tentu tidak percaya
kepada kami, sekalipun kami berkata benar.”
Nabi Ya’qub
tentu terpukul mendengarnya, ia berkata “sebenarnya hanya dirimu sendirilah
yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang
terbaik bagiku. Dan kepada Allah saja memohon pertolonganNya terhadap apa yang
kamu ceritakan.
Menjadi budak belian
Tidak berapa
lama Yusuf di dlaam sumur, ada serombongan kafilah yang hendak mengambil air.
Mereka menemukan Yusuf. Mereka berkata, “Oh, senangnya ini ada seorang anak
muda!” kemudian mereka menyembunyikannya sebagai barang dagangan. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Sesampainya
di Mesir, Yusuf benar-benar dijual sebagai budak dengan harga rendah, yaitu
beberapa dirham saja karena mereka tidak tertarik kepadanya. Pembelinya seorang
menteri kerajaan bernama Kitfir. Kemudian menteri tersebut menyerahkan Yusuf
kepada istrinya, yaitu Zulaikha. Ia berkata kepada istrinya, “berikanlah
kepadanya tempat dan layanan yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita,
atau kita pungut dia sebagai anak.”
Kini Yusuf
hidup di lingkungan istana kerajaan Mesir. Makin lama makin tampaklah bahwa Yusuf
seorang pemuda yang tampan lagi cerdas. Zulaikha kemudian mengangkatnya sebagai
kepala pelayan di istana.
Zulaikha tergoda ketampanan Yusuf
Sebagai
pemuda yang tampan dan ramah Yusuf telah menarik perhatian Zulaikha. Buka
sebagai ibu dan anak. Zulaikha tertarik kepada Yusuf sebagai seorang wanita
kepada lelaki dewasa. Pada suatu hari, di sat suaminya pergi. Zulaikha
mengenakan pakaiannya yang terbaik. Bau parfum tersebar di seluruh tubuhnya. Ia
menghampiri Yusuf di kamarnya.
Zulaikha
menutup pintu-pintu, lalu berkata “marilah mendekat kepadaku.”
Yusuf
berkata, “aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku
dengan baik.” Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung.
Kemudian
Yusuf dan Zulaikha berlomba menuju pintudan perempuan itu menarik baju gamis
Yusufdari belakang sehingga koyak. Ternyata setelah pintu terbuka keduanya
mendapati suami Zulaikha di depan pintu. Zulaikha kemudian berkata, “apakah
balasan terhadap orang yang bermaksud buruk terhadap istrimu, selain
dipenjarakan atau dihukum dengan siksa pedih?”
Kemudian
Yusuf yang tidak bersalah berkata “Dia yang menggodaku dan merayu diriku.”
Kemudian
seorang saksi dari keluarga perempuan itu memberikan kesaksian, “jika baju
gamisnya koyak di bagian depan, maka perempuan itu benar dan Yusuf termasuk
orang yang dusta. Tetapi jika baju gamisnya koyak di bagian belakang, maka
perempuan itulah yang dusta dan Yusuf termasuk orang yang benar.”
Maka ketika
itu suami zulaikha memeriksa baju gamis Yusuf dan didapatinya baju gamis itu
koyak di bagian belakang. Maka is berkata, “ sesungguhnya ini adalah tipu
dayamu. Tipu dayamu benar-benar hebat. Wahai Yusuf! Lupakanlah ini, dan
[istriku] mohonlah ampunan atas dosamu, karena engkau termasuk orang yang
bersalah.”
Akan tetapi
hati dan pikiran Zulaikha telah dikuasai nafsu dan tergoda bujukan iblis. Ia
tak menghiraukan pernyataan Yusuf. “Yusuf” desah Zulaikha sambil menghambur dan
memeluk Yusuf erat-erat. Tidak seorang pun yang melihat kita. Tidak ada yang
mengetahui perbuatan kita.
Peristiwa
ini memang diusahakan untuk tidak tersebar, namun peristiwa Zulaikha dengan
anak angkatnya itu akhirnya terdengar juga oleh tetangga kanan kiri. Para
wanita, baik tua mauun muda sama mempergunjingkannya.
Perempuan-perempuan
di kota berkata, “istri al-Aziz menggoda dan merayu pelayannya untuk
menundukkan dirinya, pelayannya benar-benar membuatnya mabuk cinta. Kami pasti
memandang dia dalam kesesatan yang nyata.”
Zulaikha
merasa malu. Dalam hati ia berkata, “mereka belum pernah melihat Yusuf karena
selama ini Yusuf selalu berada di dalam rumah. Coba andaikata mereka sudah
melihatnya. Pasti lebih tergila-gila daripada aku.”
Pada suatu
hari Zulaikha mengundang para wanita yang telah mempergunjingkannya. Setiap
wanita yang datang diberi buah dan sebilah pisau yang tajam untuk mengupas buah
yang dihidangkannya itu.
Disaat para
wanita itu asyik mengupas buah dnegan pisau di tangannya, Zulaikha
memerintahkan kepada Yusuf, “keluarlah tampakkan dirimu kepada mereka.” Ketika
perempuan-perempuan itu melihatnya mereka terpesona kepada keelokan rupanya,
dan mereka tanpa sadar melukai tangannya sendiri. Seraya berkata, “maha
sempurna Allah, ini bukanlah manusia, ini benar-benar malaikat yang mulia.”
Semua orang terbelalak
kagum ketika melihat penampilan Yusuf yang ganteng dan tampan itu. Semua
tercengang dan sejenak lupa diri. Yusuf segera masuk ke dalam. Pada saat itulah
wanita tadi baru sadar bahwa yang mereka kupas bukan buah yang dipegangnya tapi
tangan mereka sendiri, darah bercucuran.
“itulah
orangnya yang menyebabkan kamu mencela aku karena karena aku tertarik
kepadanya, dan sungguh aku telah menggoda untuk menundukkan dirinya tetapi ia
menolak. Jika dia tidak melakukan apa yang aku perinttahkan kepadanya, niscaya
dia akan dipenjarakan, dan dia menjadi orang yang hina.” Kata Zulaikha.
Saat itu
suasana menjadi panik dengan tersipu, malu mereka segera kembali pulang ke
rumah masiing-masing.
Yusuf
berkata, “wahai Tuhanku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan
mereka. Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya akau
akan cenderung untuk memenuhi keinginan mereka dan tentu aku termasuk orang
yang bodoh.”
Tuhan
kemudian memperkenankan doa Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya
mereka. Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Namun isu
tentang Zulaikha dan Yusuf masih terus
merebak ke seluruh penjuru. pAra wanita masih mempergunjingkannya. Untuk
menutupi rasa malunya, maka Kitfir akhirnya memasukkan Yusuf ke dalam penjara .
hal ini dilakukan secara terpaksa bahwa
walaupun Yusuf benar dan Zulaikha salah
namun Yusuf yang masuk penjara.
Yusuf dipenjara
Memang tak
ada jalan lain bagi Kitfir. Yusuf harus dipenjara. Jika tidak Zulaikha akan terus
tergoda dan lama-lama Yusuf tidak mampu mempertahankan kesuciannya. Berangkat
dari pemikiran inilah Kitfir menjobloskan Yusuf ke dalam jeruji besi.
Didalam
penjara, bersama Yusuf masuk pula dua orang pelayang istana. Di dalam penjara
ada dua orang pelayan raja. Yang pertama bernama Nabo kepala bagian minuman,
yang kedua bernama Malhab kepala bagian makanan kue-kue. Keduanya dituduh
hendak membunuh raja dengan menaruh racun dalam makanan dan minuman. Di dalam
penjara Yusuf mengajak kedua orang itu untuk bertaubat beribadah hanya kepada Allah[swt]
saja.
Pada suatu
hari Nabo menceritakan mimpinya kepada Yusuf, “sesungguhnya aku bermimpi
memeras anggur” Nabo meminta Yusuf mengartikan mimpinya itu dengan tenang dan
yakin Yusuf menerangkan arti mimpi Nabo, “. Sementara itu Malhab menceritakan
mimpinya, ‘aku bermimpi, membawa roti di atas kepalaku, sebagian di makan
burung.” Mereka berkata berikanlah kepada kami takwilnya. Sesungguhnya kami
memandangmu termasuk orang yang berbuat baik.
Maka Yusuf
berkata, “wahai kedua penghuni penjara, “salah seorang diantara kamu, akan
bertugas menyediakan minuman khamar bagi tuannya. Adapun yang seorang lagi dia
akan disalib, lalu burung memakan sebagian kepalanya. Telah terjawab perkara
yang kamu tanyakan kepadaku.”
Beberapa
hari kemudian tafsir mimpi itu terbukti kebenarannya. Nabo dibebaskan dari
tuduhan dan diperbolehkan bekerja di istana lagi. Sedang Malhab d hokum mati
karena terbukti kesalahannya hendak meracuni raja.
Sebelum
keluar dari penjara Yusuf telah berpesan kepada Nabo agar menyampaikan
keadaannya di dalam penjara. Ia ingin
raja meninjau kembali keputusannya karena sesungguhnya ia tidak
bersalah. Justu Zulaikhalah yang bersalah. “terangkanlah keadaanku kepada
tuanmu.”
Namun setan
membuat Nabo menjadi lupa, sehingga Yusuf tetap berada di dalam penjara selama
beberapa tahun.
Menafsirkan mimpi raja
Pada suatu
hari raja Mesir berkata kepada para pemuka kaumnya, “sesungguhnya aku bermimpi
melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk di makan oleh tujuh ekor sapi betina
yang kurus, tujuh tangkai gandum yang hijau dan tujuh tangkai gandum lainnya
yang kering. Wahai orang yang terkemuka! Terangkanlah kepadaku tentang takwil
mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan mimpi.”
Mereka
menjawab, “itu mimpi-mimpi yang kosong dan kami tidak mampu menakwilkan mimpi
itu.”
Raja sangat
kecewa, untunglah Nabo mengingat kepandaian Yusuf sewaktu berada di penjara. Ia
mengatakan itu kepada Raja, “aku akan memberitahukan kepadamu tentang orang
yang pandai menakwilkan mimpi itu, maka utuslah aku kepadanya.”
Raja
kemudian mengutus Nabo untuk menemui Yusuf di penjara dan meminta kepada Yusuf
untuk menafsirkan mimpi raja. Ia berkata, “Yusuf, wahai orang yang sangat
dipercaya! Ternagkanlah kepada kami takwil mimpi tentang tujuh ekor sapi betina
yang gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus, tujuh tangkai
gandum yang hijau dan tujuh tangkai gandum lainnya yang kering agar aku kembali
kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya.”
Yusuf
berkata, “agar kamu bercocok tanam tujuh tahun berturut-turut sebagaimana
biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaknya kamu biarkan di tangkainya kecuali
sedikit untuk kamu makan.”
Kemudian
setelah itu akan datang tujuh tahun yang sangat sulit, yang menghabiskan apa
yang kamu ismpan untuk menghadapinya [tahun sulit], kecuali edikit dari apa
yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun, dimana manusia diberi
hujan dengan cukup dan pada masa itu mereka memeras anggur.”
Nabo kembali
mengahdap raja. Setelah disampaiakn arti mimpi itu, sang raja merasa senang. Di
saat itulah Nabo menyampaikan pesan Yusuf agar sang raja mau mengadili Yusuf
dengan seadil adilnya karena sesungguhnya ia tidak bersalah.
Kemudian
Raja berkata, “bawalah dia kepadaku.” Ketika utusan itu datang kepadanya, Yusuf
berkata,” kembalilah kepada tuanku dan tanyakan kepadanya bagaimana halnya
perempuan-perempuan yang telah melukai tangannya. Sungguh, Tuhanku Maha
Mengetahui tpu daya mereka.”
Setelah raja
menanyakan hal yang dimaksud Yusuf maka terbuktilah kesucian Yusuf dan dia
akhirnya dibebaskan. Dan raja berkata, “bawalah dia kepadaku agar aku memilih
dia sebagai orang yang dekat kepadaku.”
Akhirnya
Yusuf menghadap raja dan Raja berkata, “sesungguhnya kamu mulia hari ini
menjadi seseorang yang berkedudukan tinggi dilingkungan kami dan dipercaya.”
Kemudian
Yusuf berkata, “jadikanlah aku bendaharawan negeri [mesir] karena sesungguhnya
aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.” Terbuktilah bahwa
Allah pasti menolong hamba-hambanya yang benar dan bahwa kebenaran akan selalu
memenangkan setiap perkara pada akhirnya.
Apa yang diucapkan Yusuf menjadi kenyataan. Sesudah berlangusung masa
subur selama tujuh tahun., maka datanglah masa paceklik.
Masa paceklik itu juga melanda daerah Palestina tempat tingga nabi Ya’qub
dan saudara-saudara Yusuf. Negeri Palestina yang tidak tahu menahu bakal
datangnya kemarau panjang itu tentu kelabakan. Rakyatnya banyak yang menderita
kelaparan.
Demi
mendengar di negeri Mesir banyak tersedia bahan makanan dan boleh di tukar
dengan emas oleh umum anak-anak nabi Ya’qub bermaksud pergi ke Mesir.
Pada waktu
itu Bunyamin tidak ikut serta. Sewaktu mereka tiba di Mesir dan menukar emasnya
dnegan gandum, mereka sama sekali tidak mengira bahwa kepala gudang
perbendaharaan negeri Mesir adalah Yusuf saudara mereka sendiri. Yusuf
mengetahui mereka namun pura-pura tidak mengenalnya. Yusuf memperlakukan mereka
sebagai tamu terhormat. Dijamu dengan makanan yang lezat-lezat. Mereka juga
diberi bekal perjalanan pulang. Ketika mereka bersiap-siap hendak pulang ke
palestin, Yusuf berkata kepada mereka “bawalah saudaramu yang seayah [Bunyamin]
jika tidak kamu bawa lain kali kalian tidak tidak aku perbolehkan masuk negeri Mesir
dan tidak boleh membeli bahan makanan di sini.
Mereka kaget
mendengar ucapan sang menteri. Tak di sangka sang menteri emngetahui bahwa
mereka masih mepunyai saudara lagi, yaitu Bunyamin.
Ketika
mereka tiba di rumahdan membuka karun gandum. Ternyata emas-emas yang mereka
tukarkan berada di dalam karung bersama gandum. Mereka heran dan segera
melaporkan kepada anbi Ya’qub, “sungguh aneh?” gumam nabi Ya’qub. Ketika mereka
mengatakan keinginan menteri ekonomi agar mereka mau membawa Bunyamin ke Mesir,
nabi Ya’qub langsung menolak. Ia khawatir Buyamin mengalami nasib serupa Yusuf
dahulu.
“jika kami
tidak boleh membawa Bunyamin maka kami tidak boleh memasuki negeri Mesir dan
tidak boleh membeli bahan makanan lagi “kata mereka.
Nabi Ya’qub
tetap tdak memperbolehkan Bunyami pergi dengan mereka. Trauma kehilangan Yusuf
masih menghantui dirinya. Namun ketika persediaan bahan makanan semakin
menipis, maka tidak bisa tidak mereka harus pergi ke Mesir lagi.
“Bersumpahlah
atas nama Tuhan,” kata nabi Ya’qub. “bahwa kalian akan melindungi bahwa kalian
harus melindungi Bunyamin dengan segenap jiwa raga kalian. Jika terjadi sesuatu
kalian harus membelanya sampai titik darah terakhir.”
Mereka
serentak menyatakan kesediaannya untuk melindungi Bunyamin dan bersumpah demi Allah[swt]
akan membela dan membawa Bunyamin kembali.
Demikianlah,
untuk kali yang kedua mereka pergi ke Mesir.
Yusuf
sebenarnya tak kuat menahan diri begitu melihat saudara-saudaranya
datangmembawa Bunyamin.ia ingin segera memeluk Bunyamin erat-erat karena sudah
lama tak bertemu dengan adik kandungnya itu. Namun untuk sementara ia tidak
ingin saudaranya yang lain tahu bahwa ia adalah Yusuf yang pernah
merekamasukkan ke dalam sumur.
Ia mencari
cara agar Bunyamin dapat tinggal di istana. Tidak ikut pulang ke Palestina. Yusuf
kemudian meletakkan piala raja yang terbuat dari emas di karung Bunyamin. Untuk
sementara Yusuf membiarkan suaudara-saudaranya berjalan ke luar kota. Namun
tidak lama kemudian ia memerintahkan prajurit untuk menyusul rombongan
saudara-saudaranya itu.
Mereka
terkejut ketika serombongan prajurit menyusul dan memintanya berhenti.
“raja kami
kehilangan piala yang terbuat dari emas. Apakah kalian mengetahuinya. Siapa
yang menemukan piala itu akan di beri hadiah gandum satu tunggangan unta.”
“kami datang
ke mesiir bukan untuk membuat kerusuhan.” Kata saudara-saudara Yusuf. “dan kami
bukanah termasuk orang-orang yang mencuri.”
Para
prajurit berkata, “apakah human bagi orang yang melakukan pencurian itu?”
“hukumnanya
adalah menjadi budak. Itulah tebusan dari perbuatannya” jawab saudara-saudara Yusuf.
Prajurit itu
kemudian menggeleda dari tiap karung dari saudara-saudara Yusuf. Tiba-tiba mereka menemukannya di dalam karung
Bunyamin. Tanpa kompromi lagi, Bunyamin di bawa menghadap menteri perekonomia,
yaitu Yusuf. Saudara-saudara Bunyamin yang lain dperbolehkan pulang. Yahudza
tak ikut pulang, ia merasa malu kepada ayahnya karena telah berjanji melindungi
Bunyamin dari segala marah bahaya, nyatanya Bunyamin sekarang tak bias ia bawa
pualang.
Yahudza
bersumpah tidak akan pulang sebelum membawa Bunyamin atau ayahnya sendiri yang
memanggilnya pulang. Sementara itu Bunyamin gemetar saat di hadapkan kepada
menteri ekonomi Mesir. Baru kali ini ia berhadpaan dengan pejabat tinggi di
istana kerajaan. Wajahnya pucat pasi, tapi hal itu tidak berlangsung lama
karena Yusuf segera memelukny dan menyatakan siapa sebenarnya menteri ekonomi
itu.
Pertemuan
kakak beradi itu benar-benar mengharukan, Bunyamin menangi terisak-isak ia
segera menceritakan nasib ayahnya di Palestina, betapa menderitanya sang ayah
sejak ditinggal Yusuf. Setiap hari ayahnya menangis sampai matanya menjadi
putih dan tak dapat melihat lagi.
Begitu
mengetahui Sembilan orang anaknya pulang tanpa membawa Bunyamin, nabi Ya’qub
terpukul jiwanya. Ia benar-benar sedih. Sudah kehilangan Yusuf. Kini Bunyamin
dijadikan budak oleh penguasa negeri Mesir.
Dari hari ke
har tampak niang kesedihan Nabi Ya’qub. Kini ia lebih suka menyendiri di
mihrabnya. Hanya Tuhan tempatnya mengadu dan berkeluh kesah.
Pada suatu
hari ia mendapat Ilham bahwa Yusuf itu masih hidup dan tak lama lagi ia akan
berjumpa dengan anak yang sangat dicintainya itu.
Nabi Ya’qub
kemudian memerintahkan anak-anaknya mengembara ke Mesir, “carilah kabar tenatng
Yusuf di Mesir dan berusahalah membebaskan Bunyamin agar dapat pulang.”
Karena tak
sampai hati meihat penderitaan ayahnaya, anak-anak nabi Ya’qub pergi ke Mesir
lagi. Mereka lagsung menghadap menteri ekonomi. Di samping hendak meminta
bantuan bahan makanan mereka juga meminta agar penguasa Mesir mau membebaskan Bunyamin.
“ayah kami
sangat bersedih sejak kehilangan Yusuf. Terlebih setelah Bunyamin juga tak
dapat kembali pulang. Kami benar-benar mengharap belas kasih paduka agar mau
membebaskan Bunyamin. Sehingga dapat mengurangi penderitaan ayah kami.”
Akhirnya Yusuf
tak sampai hati mendengar penuturan saudaranya tentang ayahnya yang menderita.
Sambil tersenyum ia berkata, “masih ingatkan kalian, kepada saudaramu Yusuf yang kalian lemparkan
ke dalam sumur tanpa belas kasih. Kalian meninggalkannya seorang diri seperti
barang yang tak berharga. Tak kalian hiraukan ratapan tangisnaya dan kalan
terus saja pulang tanpa merasa bersalah.”
Mendengar
ucapan sang menteri mereka terkejut. Bagaimana menteri itu bisa mengetahui
perkara rahasia yang tak pernah mereka bocorkan. Mereka saling pandang.
Perlahan-lahan mereka emngamati wajah sang menteri. Senyumnya, wajahnya, bentuk
tubuhnya dari atas hingga bawah. Dan akhirnya hamper berbarengan mereak
berucap, “engkau Yusuf!”
“benarlah!”
jawab Yusuf. “akulah Yusuf dan inilah adikku Bunyamin. Allah[swt] dengan
rahmatnya telah mengakhiri penderitaanku dari ujian berat yang telah kualami.
Dan dengan rahmatNya pula kami dikaruniai rezeki berimpah ruah dan penghidupan
yang sejahtera. Demikianlah barangsiapa yang bersabar, bertaqwa, dan
bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan pengajaranNya.”
Saudara-saudara
Yusuf gemetar mendengar pengakuan itu. Terbayang kembali perbuatan mereka saat
memasukkan Yusuf ke dalam sumur. Mereka khawatir bila Yusuf membalas dendam tapi
kenyataannya Yusuf bukanlah orang yang pendendam. Mereka di maafkan. Yusuf
kemudian mengambil baju gamisnya dan diserahkan kepada saudara-saudaranya.
“usapkanlah baju ini ada kedua belah mata ayah, Insya Allah[swt] mbelaiu dapat
melihat kembali. Kemudian ajaklah ayah dan ibu ke Mesir secepatnya. Aku sudah
tak sabar untuk bertemu.”
Demikianlah,
setelah mereka datang di Palestina baju gamis Yusuf segera diusapkan di kedua
belah mata ayahnya. Atas kehendak Allah[swt] Nabi Ya’qub yang buta dapat
melihat kembali. Nabi Ya’qub dan keluarganya kemudian pindah ke Mesir memenuhi
permintaan Yusuf.
Kini
lengkaplah sudah kebahagiaan Yusuf karena dapat berkumpul dengan seluruh
keluarganya. Yusuf menaikkan ayah dan ibu [tiri]nya ke singgasananya apa yang
pernah diimpikannya dulu kini menjadi kenyataan.
Nabi Yusuf AS.
Reviewed by Unknown
on
4:07 PM
Rating:
No comments