Riya’ sebagai sifat tercela
Riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan
tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau
kemasyhuran di masyarakat. Riya dengan segala macam bentuknya memang harus
dihindari demi mencapai keikhlasan ibadah. Sementara itu karena keikhlasan
adalah syarat mutlak diterimanya amalan seseorang. jadi tanpa keikhlasan dalam
ibadah, maka dipastikan ibadah itu tertolak. Dengan mengetahui hal ini, maka
menjadi motivasi untuk menghindari riya’ dan segala tetek bengeknya.
Allah [swt] berfirman :
Nabi
[saw] bersabda : ‘sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah
syirik kecil. Ditanyakan kepada beliau, apakah itu? Rasulullah saw menjawab,
‘riya’. Nabi [saw] juga bersabda : ‘mintalah perlindungan kepada Allah dari
Jubbul Huzn. Kepada beliau ditanyakan, apakah itu?. Nabi [saw] menjawab.
“sebuah lembah di Jahannam yang disediakan bagi para ahli baca Al-Qur’an yang
berlaku riya’.”
Nabi
[saw] bersabda “Allah tidak menerima suatu amal yang di dalamnya terdapat unsur
riya’ meski sebesar atom.” Beliau juga bersabda “sesungguhnya riya’ yang
terendah adalah syirik.”
Nabi Isa
[alaihissalam] berkata: “apabila di antara kalian berpuasa, hendaklah ia
meminyaki rambut dan janggutnya serta mengusap kedua bibir supaya orang lain
tidak menganggap ia berpuasa. Apabila ia memberi dengan tangan kanannya,
hendakla ia sembunyikan tangan kirinya. Dan apabila ia shalat, hendakla ia
turunkan tabir pintunya. Sebab Allah membagi pujian seperti membagi rezeki.”
Imam
Qatadah [rahmatullah ‘alaih] berkata, bahwa ketika seorang hamba berlaku riya’,
maka Allah [swt] berfirman : “lihatlah bagaimana dia mengejek-Ku”. Hasan
[rahmatullah ‘alaih] berkata : “aku pernah bergaul dengan berbagai kaum, jika
kepada mereka dikemukakan kata-kata hikmah, yang apabila ia mengucapkannnya
akan bermanfaat bagi dirinya juga bagi teman-temannya, maka hal itu, tidak
dapat menghalangi mereka kecuali popularitas.”
Nabi
[saw] bersabda : “sesungguhnya orang yang berbuat riya’ dipanggil pada hari
kiamat dengan empat nama, yaitu hai orang yang riya’; hai orang yang sesat; hai
orang yang durjana; dan hai orang yang rugi! Pergilah dan ambillah pahalamu
dari orang yang untuk dia Anda beramal, karena Anda tidak mempunyai pahala di
sisi Kami.”
Wallahu
a’lam bissawab. Semoga Allah menjauhkan kita semua dari sifat riya’ dan
menghindarkan kita dari segala tipu daya setan, dan memasukkan kita kepada
golongan orang-orang yang khusyu dalam ibadah dan senantiasa beribadah atas
dasar keikhlasan kepada-Nya.
Riya’ sebagai sifat tercela
Reviewed by Unknown
on
3:43 AM
Rating:
No comments